Senin, 31 Oktober 2011

UJIAN ETIKA BISNIS Manajemen Kinerja

Dalam era persaingan global yang semakin ketat dewasa ini, setiap organisasi harus mampu menampilkan kinerja yang prima dalam berbagai bidang, terutama yang terkait dengan para stakeholder-nya. Situasi lingkungan saat ini yang semakin kompleks menuntut sebuah organisasi untuk bisa memuaskan kepentingan para stakeholder yang beraneka ragam. Dalam hal ini, selain memenuhi kebutuhan para pelanggannya, organisasi harus pula memikirkan kepentingan pihak-pihak lain seperti pemegang saham, masyarakat, pemerintah, LSM, lembaga keuangan, dan sebagainya, termasuk kepentingan para karyawannya sendiri. Tidak jarang berbagai kepentingan tersebut bertentangan satu dengan lainnya. Misalnya saja, untuk meningkatkan nilai saham perusahaan harus mencapai laba yang tinggi. Salah satu upaya menaikkan laba adalah melalui efisiensi di berbagai fungsi organisasi, yang seringkali harus mengorbankan kepentingan karyawan untuk memperoleh penghasilan yang layak. Melihat kondisi seperti itu, organisasi harus memiliki kemampuan dalam mengelola kinerja. Di sini timbul pertanyaan: “Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan atau manajemen kinerja?”
Menurut Schuler dan Jackson (2006) sistem manajemen kinerja adalah proses formal dan terstruktur untuk mengukur, mengevaluasi, dan mempengaruhi sikap, perilaku, dan hasil kerja para karyawan sesuai dengan perannya masing-masing. Dengan demikian, sistem ini diharapkan dapat membantu mengarahkan dan memotivasi para karyawan untuk memaksimalkan usaha mereka dalam mencapai tujuan organisasi. Mondy (2008) mendefinisikan manajemen kinerja sebagai proses berorientasi tujuan yang diarahkan untuk memastikan bahwa berbagai proses dalam organisasi berjalan dengan baik sehingga produktivitas karyawan, tim, dan organisasi itu sendiri bisa dimaksimalkan.
Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kinerja membutuhkan tujuan yang jelas dan terukur. Kemudian harus ada mekanisme untuk mengukur dan mengevaluasi pencapaian tujuan tersebut, baik dari sisi hasilnya sendiri, maupun proses pencapaian hasil yang tercermin antara lain dari sikap dan perilaku kerja karyawan. Yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana memotivasi karyawan sedemikian rupa agar mau dan mampu memaksimalkan produktivitasnya. Dalam hal ini sebuah sistem manajemen kinerja tidak bisa diepaskan dari aspek kompensasi. Hasil evaluasi kinerja harus dikaitkan dengan besarnya imbalan yang diterima karyawan. Semakin besar kontribusi seorang karyawan bagi organisasi maka ia berhak memperoleh imbalan yang semakin tinggi pula. Di sini unsur keadilan harus diperhatikan dan dijaga sebaik mungkin.
Masih banyak aspek yang terkait dengan pengelolaan kinerja, termasuk bagaimana para atasan atau supervisor memberi umpan balik secara tepat kepada para bawahannya. Perlu dipikirkan pula pengembangan kompetensi para karyawan. Selain untuk memenuhi persyaratan teknis dalam pekerjaan, peluang untuk mengembangkan diri merupakan salah satu motivator bagi para karyawan, selain dari imbalan finansial semata.
Demikianlah sedikit gambaran mengenai manajemen kinerja.
 
 
ULASAN:
Manajemen kinerja (performance management / PM) adalah proses perencanaan, evaluasi, coaching & counseling, dan penilaian kinerja karyawan untuk mewujudkan objektif organisasi sekaligus mengoptimalkan potensi diri karyawan. PM tidak hanya terkait dengan manajemen kinerja individu karyawan, tetapi juga manajemen kinerja organisasi.


Dengan demikian, PM merupakan sebuah siklus, yang pada dasarnya terdiri dari perencanaan kinerja (penetapan target dan penyusunan Key Performance Indicator/KPI), pemantauan / peninjauan kinerja (coaching, counseling, mentoring, feedback), penilaian kinerja (performance appraisal), dan tindak lanjut berupa pemberian penghargaan dan hukuman (reward & punishment). Siklus tersebut harus dijalankan sebagai sebuah kesadaran yang tidak terputus, dan berjalan secara berkelanjutan.

Sebuah perencanaan kinerja untuk setiap individu, sejatinya, bukanlah sebuah proses yang berdiri sendiri. Pada perusahaan-perusahaan yang maju, rencana kinerja individu karyawan yang merupakan turunan (cascading) dari KPI level departemen, KPI level divisi, dan KPI level perusahaan (korporat). Kalau dirujuk ke atas, maka KPI karyawan sebetulnya berasal dari KPI perusahaan. Kita tahu, sebelum memasuki tahun baru, perusahaan secara korporat telah membuat target atau objektif bisnis pada tahun mendatang.
  

NARASUMBER
http://bayuairlangga.dosen.narotama.ac.id/

Selasa, 11 Oktober 2011

Kasus Pelanggaran Etika Bisnis oleh Produk HIT

 Kasus Pelanggaran Etika Bisnis oleh Produk HIT


Produk HIT dianggap merupakan anti nyamuk yang efektif dan murah untuk menjauhkan nyamuk dari kita… Tetapi, ternyata murahnya harga tersebut juga membawa dampak negatif bagi konsumen HIT.
Telah ditemukan zat kimia berbahaya di dalam kandungan kimia HIT yang dapat membahayakan kesehatan konsumennya, yaitu Propoxur dan Diklorvos. 2 zat ini berakibat buruk bagi manusia, antara lain keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.
Obat anti-nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi ulang). Departemen Pertanian juga telah mengeluarkan larangan penggunaan Diklorvos untuk pestisida dalam rumah tangga sejak awal 2004 (sumber : Republika Online). Hal itu membuat kita dapat melihat dengan jelas bahwa pemerintah tidak sungguh-sungguh berusaha melindungi masyarakat umum sebagai konsumen. Produsen masih dapat menciptakan produk baru yang berbahaya bagi konsumen tanpa inspeksi pemerintah.
Jika dilihat menurut UUD, PT Megarsari Makmur sudah melanggar beberapa pasal, yaitu :
1. Pasal 4, hak konsumen adalah :
Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa”
Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa”
PT Megarsari tidak pernah memberi peringatan kepada konsumennya tentang adanya zat-zat berbahaya di dalam produk mereka. Akibatnya, kesehatan konsumen dibahayakan dengan alasan mengurangi biaya produksi HIT.
2. Pasal 7, kewajiban pelaku usaha adalah :
Ayat 2 : “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan”
PT Megarsari tidak pernah memberi indikasi penggunaan pada produk mereka, dimana seharusnya apabila sebuah kamar disemprot dengan pestisida, harus dibiarkan selama setengah jam sebelum boleh dimasuki lagi.
3. Pasal 8
Ayat 1 : “Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan”
Ayat 4 : “Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran”
PT Megarsari tetap meluncurkan produk mereka walaupun produk HIT tersebut tidak memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku bagi barang tersebut. Seharusnya, produk HIT tersebut sudah ditarik dari peredaran agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tetapi mereka tetap menjualnya walaupun sudah ada korban dari produknya.
4. Pasal 19 :
Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan”
Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”
Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi”
Menurut pasal tersebut, PT Megarsari harus memberikan ganti rugi kepada konsumen karena telah merugikan para konsumen
KESIMPULAN
1.      Berkaca dari contoh kasus di atas, kita dapat melihat etika dan bisnis sebagai dua hal yang berbeda. Memang, beretika dalam berbisnis tidak akan memberikan keuntungan dengan segera, karena itu para pelaku bisnis harus belajar untuk melihat prospek jangka panjang.
2.      Kunci utama kesuksesan bisnis adalah reputasinya sebagai pengusaha yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain.
PT. Megarsari Makmur sudah melakukan perbuatan yang sangat merugikan dengan memasukkan 2 zat berbahaya pada produk mereka yang berdampak buruk pada konsumen yang menggunakan produk mereka. Salah satu sumber mengatakan bahwa meskipun perusahaan sudah melakukan permintaan maaf dan berjanji menarik produknya, namun permintaan maaf itu hanyalah sebuah klise dan penarikan produk tersebut seperti tidak di lakukan secara sungguh –sungguh karena produk tersebut masih ada dipasaran.
Pelanggaran Prinsip Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Megarsari Makmur yaitu Prinsip Kejujuran dimana perusahaan tidak memberikan peringatan kepada konsumennya mengenai kandungan yang ada pada produk mereka yang sangat berbahaya untuk kesehatan dan perusahaan juga tidak memberi tahu penggunaan dari produk tersebut yaitu setelah suatu ruangan disemprot oleh produk itu semestinya ditunggu 30 menit terlebih dahulu baru kemudian dapat dimasuki /digunakan ruangan tersebut.
Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh dilakukan asal tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja pada jalurnya. Disini perusahaan seharusnya lebih mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakan produknya karena dengan meletakkan keselamatan konsumen diatas kepentingan perusahaan maka perusahaan itu sendiri akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena kepercayaan / loyalitas konsumen terhadap produk itu sendiri.

SARAN:


Para pelaku bisnis harus mempertimbangkan standar etika demi kebaikan dan keberlangsungan usaha dalam jangka panjang

Selasa, 05 Juli 2011

manajemen strategi


Tugas Managemen Strategi
PT. SARI MELATI KENCANA
( PIZZA HUT INDONESIA )




                                                        Dosen :
                                    Dr. Arasi Alimudin . SE . MM


Disusun Oleh :
        Stefanus Brama ( 01208015 )
                                  PROGRAM STUDI MANAGEMEN
                                            FAKULTAS EKONOMI
        UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA



1. Latar belakang
            Perusahaan-perusahaan saat ini sedang menghadapi persaingan yang sangat ketat. Untuk
dapat  memenangkan persaingan perusahaan harus berorientasi ke pemasaran,  bukan hanya
terfokus pada produk saja. Perusahaan yang berorientasi ke pemasaran akan berusaha melakukan
identifikasi kebutuhan dan keinginan pasar dengan mempertimbangkan aspek orang sebagai
obyek pemasaran yang perlu diperhatikan keinginannya. Hanya perusahaan yang berfokus
kepada pelanggan yang berhasil menarik pelanggan dan bukan hanya berhasil memperkenalkan
produk. Sehingga perusahaan akan mempertimbangkan kepuasan konsumen sebagai tujuan yang
harus dicapai.
            Perkembangan kota Surabaya sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis menimbulkan
banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah timbulnya persaingan bisnis yang
semakin tajam. Hal ini ditandai dengan berdirinya usaha-usaha baru yang bergerak dibidang
penyediaan pangan. Selain timbulnya persaingan bisnis yang tinggi, pola pikir dan perilaku
masyarakat juga mengalami kemajuan. Perkembangan pola pikir tersebut, misalnya masyarakat
lebih tertarik untuk menginvestasikan uang mereka dengan mendirikan  usaha seperti restoran
agar dapat menghasilkan keuntungan bagi mereka. 
             Kepuasan pelanggan adalah sebagai perasaan suka/tidak suka seseorang terhadap suatu
produk setelah ia membandingkan prestasi produk tersebut dengan harapannyaBisnis fastfood adalah salah satu bisnis yang paling kompetitif dan berkembang pesat.


2. Sejarah PT.Sari melati kencana (pizza hut Indonesia)
Pizza Hut  adalah restoran berantai dan waralaba makanan internasional yang
mengkhususkan dalam pizza. Perusahaan ini didirikan pada 1958 oleh dua mahasiswa, Dan dan
Frank Carney di Wichita, Kansas. Pizza Hut dibeli oleh Pepsico, inc pada 1977. Pizza Hut
sekarang ini merupakan restoran pizza berantai terbesar di dunia, dengan hampir 12.000 restoran,
kios pengantaran-ambil ke luar di lebih dari 86 negara (sumber : pizza_hut.htm). Sebagai salah
satu restoran fastfood terbesar, Pizza Hut tidak menghendaki para pelanggannya beralih ke
kompetitor. Oleh sebab itu, tuntutan untuk selalu menjadi yang terbaik harus menjadi komitmen
Pizza Hut agar pelanggan tetap puas sehingga menimbulkan keinginan para pelanggan untuk
kembali melakukan pembelian di Pizza Hut.
Kualitas Pelayanan adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau memiliki harapan dengan lima dimensi
utama yakni realibilitas (realibility), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati
(emphaty) dan bukti fisik
Salah satu ciri khas dari bentuk pelayanan Pizza Hut yang paling menonjol ketika kita
berkunjung adalah bagaimana keramah-tamahanan dan sopan santun yang selalu mewarnai setiap penyambutan restoran Pizza Hut kepada setiap pelanggannya. Contohnya sseperti
bagaimana mereka akan bertanya berapa jumlah bangku yang diperlukan, perlu ruangan untuk
merokok atau tidak merokok, bahkan menjelaskan berapa lama waktu yang diperlukan untuk
proses pembuatan makanan yang dipesan.
             Persaingan merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan maupun kegagalan suatu
perusahaan dimana perusahaan yang tidak mampu bersaing akan segera tersisih dari lingkungan
pasar. Sebaliknya, persaingan akan semakin dimenangkan oleh perusahaan yang inovatif dan
kreatif dalam pengelolaan bisnisnya serta perusahaan yang berhasil memuaskan konsumen
mereka. Hubungan yang baik akan  tercipta apabila usaha bisnis mampu memberikan kepuasan
kepada konsumen melalui produk yang dihasilkan sehingga pelanggan akan tetap setia untuk
membeli produk tersebut, yang pada akhirnya membuat perusahaan tersebut semakin tumbuh
dan berkembang. Usaha bisnis juga harus mampu menciptakan dan memelihara hubungan baik
dengan lingkungan, khususnya dengan konsumen.  
  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan Pizza Hut khususnya Pizza Hut Cabang Surabaya. Hal ini
dikarenakan Pizza Hut cabang Surabaya memiliki kompetitor yang lokasinya cukup berdekatan
yaitu Paparons. Permasalahan yang akan dihadapi oleh pelanggan adalah bagaimana memilih
restoran fastfood dengan menu utama Pizza yang sesuai  dengan harapan mengingat bahwa
pelanggan sekarang ini merupakan pelanggan yang kritis dan tergolong  smart costumer  yang
membutuhkan banyak pertimbangan sebelum melakukan pembelian terhadap suatu produk.

3. VISI DAN MISI PT. Sari Melati Kencana
VISI
-mengembangkan usaha/bisnis dalam bidang makanan dengan pizza sebagai produk utama dan makanan (khususnya yang menunjang bisnis/produk utama tersebut).
MISI
1.      menciptakan pizza yang enak, berkualitas dan unggul.
2.      menjadikan pizza hut sebagai restoran yang terbaik dikelasnya
3.      pelayanan yang ramah diprioritaskan agar setiap pengunjung yang datang merasa puas akan pelayanan di pizza hut
TUJUAN
1. menyediakan dan menciptaan prpduk-produk yang unggul, inovatif.
2. senantiasa memelihara dan meningkatkan mutu produk, proses dan sistem mutu yang baik dan konsisten.
3. menempatkan Brand dalam pikiran konsumen untuk memaksimalkan potensi manfaat perusahaan, sehingga dengan menentukan positioning brand yang baik membantu strategi marketing dalam hal mengklarifikasi esensi merek
TAKTIK
1.      mengembangkan konsep produk
2.      membuat desain produk
3.      menetapkan harga
4.      mengatur ditribusi
5.      memperhatikan kepuasan konsumen
4. STRATEGI PENETAPAN HARGA
1. Untuk Mendapatkan Keuntungan
Penetapan harga biasanya memperhitungkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh. Semakin besar marjin keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula harga yang ditetapkan untuk konsumen. Dalam menetapkan harga sebaiknya turut memperhitungkan daya beli dan variabel lain yang dipengaruhi harga agar keuntunga yang diraih dapat maksimum.
2.      Mendapatkan atau Merebut Pangsa Pasar / Market Share
Untuk dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi target market / target pasar maka suatu perusahaan sebaiknya menetapkan harga yang serendah mungkin. Dengan harga turun, maka akan memicu peningkatan permintaan yang juga datang dari market share pesaing / kompetitor.
3.      Menjaga Kelangsungan Hidup Kegiatan Operasional
Perusahaan yang baik menetapkan harga dengan memperhitungkan segala kemungkinan agar  tetap memiliki dana yang cukup untuk tetap menjalankan aktifitas usaha bisnis yang dijalani.
4.      Balik  Modal ROI / Return On Investment
Setiap usaha menginginkan tingkat pengembalian modal yang tinggi. ROI yang tinggi dapat dicapai dengan jalan menaikkan profit margin serta meningkatkan angka penjualan.
5.      Menjaga Status Quo Pangsa Pasar
Apabila persaingan di dalam industri bisnis yang sama sudah cukup banyak dan kuat-kuat maka salah satu tehnik yang dapat dipakai untuk menjaga pangsa pasar konsumen adalah dengan penyesuaian harga menjadi lebih murah. Dengan adanya penurunan harga yang lebih murah dari pesaing akan membuat konsumen tetap setia dengan produk yang kita jual.

SDM yang berwujud
1.      perusahaan melakukan suatu interaksi melalui komunikasi pemasaran yaitu bauran promosi seperti periklanan,.
2.      Promosi pizza juga dapat melalui media internet.
3.      Penjualan bisa dilakukan delivery
4.      Adapun media untuk promosi adalah media cetak (surat kabar, majalah) media elektronik (televisi, radio). Media luar ruang seperti  poster, spanduk.
5.      Servicing yaitu memberikan berbagai jasa dan pelayanan yang baik bagi pelanggan.



SDM yang tak berwujud
1.      pengamatan suatu metode untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati langsung.
2.      Penetapan harga pizza suatu masalah yang sangat peka dalam menjual produknya.
3.      Non public yaitu pesan biasanya disampaikan ke orang tertentu dan tidak ditujukan langsung  kepada umum
4.      mengurangi biaya promosi yaitu publisitas membutuhkan lebih sedikit biaya dari pos langsung dan media iklan.
5.      Interaktif yaitu pesan dapat berubah tergantung pada respon konsumen
AKTIFITAS PENDUKUNG
1.      Penjualan personal
2.      informasi primer yaitu cara mengumpulkan informasi dengan cara penyelidikan langsung pada perusahaan
3.      personal confrontation yaitu hubungan hidup langsung antara 2 orang atau lebih
4.      cultivation yaitu sifat yang mungkin berkembang berbagai macam hubungan mulai dari jual- beli produk .
AKTIFITAS UTAMA
1.      Pengiklanan
2.      promosi penjualan
3.      hubungan masyarakat dan publisitas
4.      allocation yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju

5. Analisa SWOT
Penilaian internal
a) Kekuatan Perusahaan
1.  merk pizza hut dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sebagai satu-satunya pizza paling lezat
2. Memiliki social responsibilities yang sangat baik
3. terdapat hampir diseluruh wilayah indonesia
4. Supplier merupakan tempat dimana kita membeli input yang digunakan untuk bahan produksi.
5. Sebagai inovator  
6. Melakukan bottling investment dengan beberapa investee
7. Mempunyai struktur organisasi yang sangat baik
8. Memiliki kepopuleran merk yang tinggi hingga bila ingin beli pizza pasti ke pizza hut
b) Kelemahan Perusahaan
1. Inovasi dan ekspansi yang lambat dalam mengatasi pesaing dan memenuhi keinginan pasar
2. memiliki change yang sama atau bahkan lebih rendah untuk dipilih consumen.
3. harganya yang relative mahal
4. Masyarakat kurang mengenal pizza
5. Asumsi konsumen terhadap pizza lebih identik dengan makanan itali sehingga masyarakat Indonesia merasa asing, dan enggan mencoba

Penilaian eksternal
a)      Peluang Perusahaan
1.Meningkatnya gaya hidup beberapa konsumen akan makanan
2.Pendistribusian produk yang mudah ke berbagai daerah karena luasnya jaringan
3.Kerjasama dengan berbagai pihak
4.Pengembangan produk baru jenis makanan
5.Pertumbuhan iklan di internet karena penggunaan internet telah meningkat
6.Brand awareness yang cukup tinggi
7.Mengeluarkan jenis produk baru yang lebih berkualitas dan dapat bersaing dengan produk lainnya dengan mengeluarkan inovasi-inovasi baru .
8.  Memastikan bahwa dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar di Indonesia di masa mendatang.
b) Ancaman Perusahaan
1. Banyak konsumen yang mulai bosan
2. Semakin banyak kompetitor langsung
3.Tingginya harga bahan mentah
4. Kesulitan mengatur seluruh anak perusahaan se indonesia
6. Tabel perhitungan matriks SWOT
            Berdasarkan analisa internal dan eksternal diperoleh bobot setiap faktor dari Strenght, Weakness, Opportunity dan Threat . sedangkan untuk rating setiap factor diberi kriteria :
Rating 1           : kurang sekali
Rating 2           : kurang
Rating 3           : sedang
Rating 4           : kuat
Hasil pembobotan dan pemberian nilai rating setiap unsur matriks SWOT sebagai berikut :

TABEL 1
MATRIKS SWOT
1. FAKTOR INTERNAL
NILAI
BOBOT
RATING
TOTAL
KEKUATAN




1.Merk pizza dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan merupakan produk asli indonesia

4
0.13
3
0.103
2. Memiliki social responsibilities yang sangat baik

3
0.097
2
0.069
3. terdapat hampir di seluruh Indonesia
4
0.13
3
0.103
4. Supplier merupakan tempat dimana kita membeli input yang digunakan untuk bahan produksi.

3
0.097
3
0.103
5. Sebagai inovator  

3
0.097
3
0.103
6. Kecepatan, ketepatan serta kehandalan penyampaian jasa
membuat kepuasan kepada konsumen.

3
0.097
3
0.103
7. Pelayanan yang sopan dan sabar membuat konsumen puas

2
0.064
2
0.069
8. Memiliki kepopuleran merk yang tinggi dan dikenal oleh masyarakat indonesia.

3
0.097
4
0.138

9.asumsi makan pizza hanya dipizza hut

3
0.097
3
0.103
10.Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan
3
0.097
3
0.103
JUMLAH
31
1.003
29
0.997

FAKTOR EKSTERNAL
NILAI
BOBOT
RATING
TOTAL
KELEMAHAN




1. Inovasi dan ekspansi yang lambat dalam mengatasi pesaing dan memenuhi keinginan pasar

3
0.11
-2
-0.071
2. pizza hanya berbasis pada kategori makanan dan pasta saja dan belum merambah ke sektor lain

3
0.11
-2
-0.071
3. Promosi dan beriklan masih dirasa kurang

4
0.15
-3
-0.107
4. industri dengan intensitas persaingan yang tinggi adalah industri telekomunikasi.

3
0.11
-2
-0.071
5. Rasa pizza  tidak semua suka

4
0.15
-4
-0.423
6. memiliki change yang sama atau bahkan lebih rendah untuk dipilih consumen
3
0.11
-3
-0.107
7. Masyarakat kurang mengenal pizza

2
0.07
-3
-0.107
8. Asumsi konsumen terhadap pizza yang dirasa makanan aneh oleh masyarakat indonesia
2
0.07
-3
-0.107
9. pizza dan pasta kurang diminati karena lidah orang Indonesia beda rasa dengan orang eropa
3
0.11
-3
-0.107
JUMLAH
27
0.99
-28
-1.136

2. FAKTOR EKSTERNAL
NILAI
BOBOT
RATING
TOTAL
PELUANG




1. Meningkatnya gaya hidup beberapa konsumen akan makanan

3
0.097
3
0.1
2. Pendistribusian produk yang mudah ke berbagai daerah karena luasnya jaringan

4
0.13
3
0.1
3. Kerjasama dengan berbagai pihak
3
0.097
3
0.1
4. Pengembangan produk baru jenis makanan

2
0.065
2
0.067
5. Pertumbuhan iklan di internet karena penggunaan internet telah meningkat

4
0.13
3
0.1
6. Brand awareness yang cukup tinggi
7. Mengeluarkan jenis produk baru yang lebih berkualitas dan dapat bersaing dengan produk lainnya dengan mengeluarkan inovasi-inovasi baru .

4
3
0.13
0.097
4
2
0.13
0.067
8. Memastikan bahwa dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar di Indonesia di masa mendatang.

3
0.097
2
0.067
9. Sebagian besar rakyat Indonesia menyukai pizza
2
0.065
3
0.1
10.makanan pizza mulai terus berkembang
3
0.097
3
0.1
JUMLAH
31
1.005
30
0.931


FAKTOR EKSTERNAL
NILAI
BOBOT
RATING
TOTAL
ANCAMAN




1. Banyak konsumen yang mulai meninggalkan minuman berkarbonasi

3
0.11
-4
-0.17
2. Semakin banyak kompetitor langsung

3
0.11
-4
-0.17
3. Tingginya harga bahan mentah

4
0.15
-3
-0.13
4. Kesulitan mengatur seluruh anak perusahaan se indonesia

3
0.11
-2
-8.7
5. kekolotan masyarakat untuk enggan mencicipi masakan eropa ( pizza )
4
0.15
-3
-0.13
6. Semakin banyaknya restaurant makanan pizza mulai berkembang.

3
0.11
-3
-0.13
7. kompetitor pizza mulai mendominasi di jawa
3
0.11
-3
-0.13
8. masyarakat Indonesia terbiasa makan nasi.

4
0.15
-4
-0.17
JUMLAH
26
1
-23
-9.86



Analisis Matrik SWOT
Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari analisis internal dan eksternal pada Tabel seperti dituliskan di atas,  hasilnya dapat  dirangkum  sebagai berikut:
Skor Total Kekuatan    = 0.997
Skor Total Kelemahan = -1.136
Skor Total Peluang      = 0.931
Skor Total Ancaman    = -9.86
Berpijak dari skor total ini, maka penentuan posisi PT. SARI MELATI KENCANA dapat digambar sebagai Matrik SWOT yang dapat dilihat pada  Gambar dibawah.
Untuk mencari koordinatnya, dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
Koordinat  Analisis  Internal
(Skor  total Kekuatan - Skor Total Kelemahan) : 2 =
(0.997– (-1.136) ) : 2 =  1.1
Koordinat  Analisis Eksternal
(Skor total Peluang - Skor Total Ancaman) : 2 =
(0.931 – (-9.86) ) : 2 =  5.4
Jadi  titik koordinatnya terletak  pada (1.1; 5.4)











 






Kuadran
Posisi titik
Luas matrik
Ranking
Prioritas strategi
1
(0.997,0.931)
0.928
4
Stabilitas
2
(0.931,-1.136)
1.058
3
Penciutan
3
(-1.136,-9.86)
11.200
1
Kombinasi
4
(-9.86,0.997)
9.83
2
Growth

       Pada kuadran I ( S O Strategi ) strategi umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengambil setiap keunggulan pada kesempatan yang ada.
       Pada kuadran II ( W O Strategi ) perusahaan dapat membuat keunggulan pada kesempatan sebagi acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan.
       Pada kuadran III ( W T Strategi ) Meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman.
       Pada kuadran IV ( S T Strategi ) Menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan diversifikasi untuk menciptakan peluang


Program2 atau Strategi yang dapat direncanakan untuk Pengembangan Institusi


Kondisi internal
Kekuatan
(strengths)
Kelemahan
(weaknesses)
1. Memiliki kepopuleran merk yang tinggi dan dikenal oleh masyarakat indonesia.

1.      memiliki change yang sama atau bahkan lebih rendah untuk dipilih consumen
2.      Promosi dan beriklan masih dirasa kurang
3.      Masyarakat kurang mengenal pizza
4.      Asumsi konsumen terhadap pizza lebih identik dengan makanan eropa

Kondisi eksternal
Peluang
(opportunities)
1.Brand awareness yang cukup tinggi
Pengembangan Produk (Product  Development)
Pengembangan Pasar (Market Development)
Ancaman
(threats)
1.Kesulitan mengatur seluruh anak perusahaan se indonesia

Diversifikasi Kosentrik (Concentric Diversification)
Diversifikasi Horisontal (Horizontal Diversification)


Aktivitas yang dilakukan SO
-          Pengembangan produk
1.      perusahaan melakukan pengembangan dengan cara mulai menampilkan menu nasi sehingga pengunjung yang tidak suka dengan pizza dapat memilih menu nasi di pizza hut
2.      sebagai pelopor pizza di Indonesia. Pizza hut Indonesia selalu memiliki inovasi setiap 3 bulan sekali selalu menampilkan menu-menu baru.



Aktivitas yang dilakukan WO
-          Pengembangan Pasar
1.PT. Sari Melati Kencana mulai mengembangkan pasar lewat promosi yg dilakukan
Aktivitas yang dilakukan WT
-          Disertifikasi Konsentrik
1. PT. Sari Melati Kencana mulai menampilkan menu-menu baru selain pizza dan pasta.

Aktivitas yang dilakukan ST
-          Disertifikasi horizontal 

Aktivitas :
-          Memproduksi  berbagai macam pizza dengan rasa yang berbeda

Outputnya :
-          Jumlah produk pizza meningkat

Outcome :
-           Penjualan pizza meningkat
-          Penjualan bertambah
Impact :
-          Keuntungan meningkat
-          Profit


Unit
Key Performance Indicator
(KPI)
Ukuran
Base
line

Sasaran
Realisasi
% Pencapaian
SkorKinerja
Hasil
Waktu
Hasil
Waktu
1.      Product
Dayatarikmasyarakat/customer semakinmeningkat
Semakinbanyakmasyarakat yang mengkonsumsi produk pizza hut yang dilihat dari jumlah konsumen yang mengkonsumsi produk pizza hut
0
550 jt
1 bln
550 jt
1 bln
100 %

SkorKinerja Total

SkorKinerja Rata-Rata(SkorKinerjaTotal ÷ Jumlah KPI)